Kamis, 16 April 2009

PDIP : Inilah Kegagalan SBY - JK


Ketua Fraksi PDIP Tjahjo Kumolo baru-baru ini mengkritik kinerja kerja SBY-JK yang dinilainya gagal mendatangkan investor Dalam pernyataannya, Tjahjo menyatakan angka penggangguran dan kemiskinan meningkat walaupun SBY telah melakukan lobi ke 27 negara yang dinilai gagal total.


Di saat yang sama, Tjahjo juga menilai ada 11 menteri Kabinet Indonesia Bersatu yang harus diganti.

Pertanyaannya, apakah benar kinerja SBY-JK memang buruk? Atau ini hanya pernyataan random demi mencapai keuntungan politis? Dalam menganalisa kinerja mereka, janganlah hanya melihat dari satu sisi.

Mari kita lihat konteks ‘kegagalan’ SBY-JK:
1. Buruk muka dicoreng sendiri (Jangan tanya saya dari mana dapat peribahasa ini, saya juga gak tau) :)
Jangan bilang SBY-JK gagal, kita sebagai negara telah gagal. Lihat sendiri televisi, bagaimana cara orang demonstrasi. Mari kita, untuk sementara, coba sepatu orang lain, mari kita untuk sementara jadi orang asing yang melihat berita CNN. ketika kita melihat situasi Indonesia yang digambarkan di televisi, apakah kita mau menaruh uang kita di sana?
“Ckckck, is this Indonesia? Never thought that Bali is part of it. It is so different. I went to Bali two times and never seen this before. I am not even sure whether I will go there again, let alone put my money there.”, mungkin ada di pikirannya.

SBY-JK telah berusaha memperbaiki muka Indonesia, demikian juga duta-duta besar kita. Apakah kegagalan mereka disebabkan SBY-JK?

2. Support partai
Anggota partai yang saya lihat ada 2 jenis. Satu jenis yang model ‘diam’, kerjaannya gak datang rapat dan tidur di ruang rapat. Yang lainnya, cuma bisa bicara dan protes. Cari kesalahan orang dan selalu bilang “Kami bisa lebih baik”. Seharusnya mereka selain memberi kritik, juga memberi solusi, jangan cuma cari kesalahan orang lain. Toh, dalam hal ini PDIP, sudah diberi kesempatan periode lalu, toh juga tidak banyak kemajuan. Apakah itu kegagalan? Apa yang bisa membuat mereka berpikir mereka bisa melakukan yang lebih baik?
Partai seharusnya memberi masukan atau mengawasi kinerja Presiden bila mau menjadi partai Oposisi. Oposisi itu bagus karena menyediakan satu pengawasan tentang apa yang dikerjakan Presiden. Namun, bukan berarti saat itu digunakan untuk menjatuhkan Presiden atau menggalang suara untuk Pemilu depan.
Setiap periode/presiden, selalu ada kekurangan. Dari Soekarno sampai SBY. Bila kerjaan partai hanya tahunya bicara saja, maka kegagalan SBY akan semakin disoroti. ALhasil, di periode selanjutnya, bila partai bersangkutan menggantikan SBY, maka cara dia sendiri pun akan disoroti dengan cara yang sama. Jadi, kalau memang dia mau berpendapat dengan terhormat, jangan lakukan hal yang tidak bersifat membangun itu. Berikan solusi, bukan “Pilih saya”.

3. Bencana Alam
Pemerintah SBY-JK entah kenapa banyak digoncang bencana. Dari tsunami di Aceh hingga gempa di Jogja. Dari jumlah bantuan kepada korban Tsunami di Aceh saja berjumlah hampir $7 miliar, bila claim Bill Clinton itu benar-benar terealisasi. Itu hanya jumlah sampai tanggal 20 Februari 2005, sekarang mungkin bisa lebih. Belum lagi bantuan untuk bencana-bencana lain. Dilihat dari masukan tersebut, sebenarnya SBY cukup berhasil menggalang dana untuk investasi ke Indonesia. Toh, uang yang masuk ke Aceh digunakan untuk investasi juga. Jadi apakah SBY gagal mendatangkan investasi? Tergantung definisi investasi oleh Pak Tjahjo. Bagi beberapa orang bila investasi tidak masuk ke kantong sendiri, itu bukan investasi.

4. Jaminan Investasi
Jangan mikir dulu terlalu jauh. Jangankan menarik investasi dari luar, kalau saja pemerintah bisa menahan agar uang dalam negeri tidak dikirim ke luar saja, itu sudah merupakan satu usaha yang patut diacungi jempol. Jaminan investasi di Indonesia sangatlah rawan dan bisa dibilang tidak terlalu menarik bagi investor luar.
Permasalahannya bukan pada ’salesman’ kita, dalam hal ini SBY, namun lebih terhadap ‘product’ yang kita tawarkan. Bila kita hanya menyodorkan sebuah negara di mana investasi tidak terjamin, niscaya investasi dari luar hanya mimpi semata.
Hal ini kegagalan SBY bukan lah tanggung jawabnya sendiri, namun merupakan kegagalan kita sebagai satu bangsa. Jadi, kritik Pak Tjahjo seharusnya diberikan kepada semua orang, termasuk anggota partainya sendiri, jangan hanya diisolasi pada SBY-JK.

Tentu saja argumen ini hanya berlaku apabila kita berasumsi kritik itu murni agar pemerintahan SBY lebih baik. Bila ada maksud lain untuk kritik tersebut, termasuk tujuan politis, maka argumen ini tidak akan berlaku karena untuk tujuan politis, apapun bisa dilakukan, termasuk ‘asbun’.

Jangan bilang saya pro SBY-JK, saya hanya melihat dari sisi lain. Saya berusaha melihat kenyataan dan ini yang saya lihat. Silakan beri komentar untuk diskusi!

(www.orgindo.com) (gambar:www.inilah.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar